- Mengetahui cara membuat alat pengeringan ikan asin otomatis dengan
menggunakan mikrokontroler Arduino UNO dan Arduino NANO.
- Agar dapat mengimplementasikan komunikasi UART pada alat pengeringan
ikan asin otomatis.
- Mengetahui dan memahami prinsip kerja dari sensor dan komponen yang digunakan pada rangkaian.
- Agar memahami konsep rancangan desain pengeringan ikan asin otomatis secara sederhana dengan prototype.
3.1.
PWM
(Pulse Width Modulation)
PWM (Pulse Width Modulation) adalah
salah satu teknik modulasi dengan mengubah lebar pulsa (duty cylce) dengan
nilai amplitudo dan frekuensi yang tetap. Satu siklus pulsa merupakan kondisi
high kemudian berada di zona transisi ke kondisi low. Lebar pulsa PWM
berbanding lurus dengan amplitudo sinyal asli yang belum termodulasi. Duty
Cycle adalah perbandingan antara waktu ON (lebar pulsa High) dengan perioda.
Duty Cycle biasanya dinyatakan dalam bentuk persen (%).
- Duty Cycle = tON / ttotal
- tON = Waktu ON atau Waktu dimana tegangan keluaran berada pada posisi tinggi (high atau 1)
- tOFF = Waktu OFF atau Waktu dimana tegangan keluaran berada pada posisi rendah (low atau 0)
- ttotal
= Waktu satu siklus atau penjumlahan antara tON dengan tOFF atau disebut juga dengan “periode satu
gelombang”
Pada board Arduino Uno, pin yang
bisa dimanfaatkan untuk PWM adalah pin yang diberi tanda tilde (~), yaitu pin
3, 5, 6, 9, 10, dan pin 11. Pin-pin tersebut merupakan pin yang bisa
difungsikan untuk input analog atau output analog. Oleh sebab itu, jika akan
menggunakan PWM pada pin ini, bisa dilakukan dengan perintah analogWrite();.
PWM pada arduino bekerja pada
frekuensi 500Hz, artinya 500 siklus/ketukan dalam satu detik. Untuk setiap
siklus, kita bisa memberi nilai dari 0 hingga 255. Ketika kita memberikan angka
0, berarti pada pin tersebut tidak akan pernah bernilai 5 volt (pin selalu
bernilai 0 volt). Sedangkan jika kita memberikan nilai 255, maka sepanjang
siklus akan bernilai 5 volt (tidak pernah 0 volt). Jika kita memberikan nilai
127 (kita anggap setengah dari 0 hingga 255, atau 50% dari 255), maka setengah
siklus akan bernilai 5 volt, dan setengah siklus lagi akan bernilai 0 volt.
Sedangkan jika jika memberikan 25% dari 255 (1/4 x 255 atau 64), maka 1/4
siklus akan bernilai 5 volt, dan 3/4 sisanya akan bernilai 0 volt, dan ini akan
terjadi 500 kali dalam 1 detik.
3.2.
ADC
(Analog to Digital Converter)
ADC atau Analog to Digital Converter
merupakan salah satu perangkat elektronika yang digunakan sebagai penghubung
dalam pemrosesan sinyal analog oleh sistem digital. Fungsi utama dari fitur ini
adalah mengubah sinyal masukan yang masih dalam bentuk sinyal analog menjadi
sinyal digital dengan bentuk kode-kode digital. Ada 2 faktor yang perlu
diperhatikan pada proses kerja ADC yaitu kecepatan sampling dan resolusi.
Kecepatan sampling menyatakan seberapa sering perangkat mampu mengkonversi sinyal analog ke dalam bentuk sinyal digital dalam selang waktu yang tertentu. Biasa dinyatakan dalam sample per second (SPS). Sementara Resolusi menyatakan tingkat ketelitian yang dimilliki. Pada Arduino, resolusi yang dimiliki adalah 10 bit atau rentang nilai digital antara 0 - 1023. Dan pada Arduino tegangan referensi yang digunakan adalah 5 volt, hal ini berarti ADC pada Arduino mampu menangani sinyal analog dengan tegangan 0 - 5 volt. Pada Arduino, menggunakan pin analog input yang diawali dengan kode A (A0- A5 pada Arduino Uno). Fungsi untuk mengambil data sinyal input analog menggunakan analogRead(pin);.
3.3. Arduino Uno
Arduino Uno adalah board
mikrokontroler berbasis ATmega328 (datasheet). Memiliki 14 pin input dari
output digital dimana 6 pin input tersebut dapat digunakan sebagai output PWM
dan 6 pin input analog, 16 MHz osilator kristal, koneksi USB, jack power, ICSP
header, serta tombol reset. Untuk mendukung mikrokontroler agar dapat
digunakan, cukup hanya menghubungkan Board Arduino Uno ke komputer dengan menggunakan
kabel USB atau listrik dengan AC yang ke adaptor DC atau baterai untuk
menjalankannya.
Setiap 14 pin digital pada arduino
uno dapat digunakan sebagai input dan output, menggunakan fungsi pinMode(),
digitalWrite(), dan digitalRead(). Fungsi – fungsi tersebut beroperasi di
tegangan 5 volt. Setiap pin dapat memberikan atau menerima suatu arus maksimum
40 mA dan mempunyai sebuah resistor pull-up (terputus secara default) 20-50
kOhm.
Adapun spesifikasi dari
Arduino Uno ini adalah sebagai berikut :
Microcontroller |
ATmega328P |
Operating Voltage |
5V |
Input Voltage (recommended) |
7-12V |
Input Voltage (limit) |
6-20V |
Digital I/O Pins |
14 (of which 6 provide PWM output) |
PWM Digital I/O Pins |
6 |
Analog Input Pins |
6 |
DC Current per I/O Pin |
20 mA |
DC Current for 3.3V Pin |
50 mA |
Flash Memory 32 KB |
(ATmega328P) |
SRAM |
2 KB (ATmega328P) |
EEPROM |
1 KB (ATmega328P) |
Clock Speed |
16 MHz |
LED_BUILTIN |
13 |
Length |
68.6 mm |
Width |
53.4 mm |
Table 1. Spesifikasi Arduino uno
Bagian – bagian Arduino uno :
- POWER
USB
Digunakan untuk menghubungkan Papan Arduino dengan
komputer lewat koneksi USB.
- POWER
JACK
Supply atau sumber listrik untuk Arduino
dengan tipe Jack. Input DC 5 - 12 V.
- Crystal Oscillator
Kristal ini digunakan sebagai layaknya detak
jantung pada Arduino. Jumlah cetak menunjukkan 16000 atau 16000 kHz, atau 16
MHz.
- Reset
Digunakan untuk
mengulang program Arduino dari awal atau Reset.
- Digital Pins I / O
Papan Arduino UNO memiliki 14 Digital Pin.
Berfungsi untuk memberikan nilai logika ( 0atau 1 ). Pin berlabel " ~
" adalah pin-pin PWM ( Pulse Width Modulation ) yang dapat digunakan untuk
menghasilkan PWM.
- Analog Pins
Papan Arduino UNO memiliki 6 pin analog A0 sampai A5. Digunakan untuk
membaca sinyal atau sensor analog seperti sensor jarak, suhu dsb, dan
mengubahnya menjadi nilai digital.
- LED Power Indicator
Lampu ini akan menyala dan menandakan Papan Arduino
mendapatkan supply listrik dengan baik.
Bagian – bagian pendukung Arduino Uno :
- RAM
RAM (Random Access Memory) adalah tempat penyimpanan sementara pada
komputer yang isinya dapat diakses dalam waktu yang tetap, tidak memperdulikan
letak data tersebut dalam memori atau acak. Secara umum ada 2 jenis RAM yaitu
SRAM (Static Random Acces Memory) dan DRAM (Dynamic Random Acces Memory).
- ROM
ROM (Read-only Memory) adalah perangkat keras pada computer yang dapat
menyimpan data secara permanen tanpa harus memperhatikan adanya sumber listrik.
ROM terdiri dariMask ROM, PROM, EPROM, EEPROM.
3.4. Arduino Nano
Arduino Nano adalah salah satu board
mikrokontroler yang berukuran kecil, lengkap dan mendukung penggunaan
breadboard. Arduino Nano diciptakan dengan basis microcontroler ATmega328
(untuk Arduino Nano versi 3.x) atau Atmega 16(untuk Arduino versi 2.x). Arduino Nano kurang lebih memiliki fungsi yang sama
dengan Arduino Duemilanove, tetapi dalam paket yang berbeda. ArduinoNano tidak
menyertakan colokan DC berjenis Barrel Jack, dan dihubungkan ke komputer
menggunakan port USB Mini-B. Arduino Nano dirancang dan diproduksi oleh
perusahaan Gravitecth.
Berikut ini adalah
spesifikasi yang dimiliki oleh Arduino Nano:
- Chip Mikrokontroller menggunakan ATmega328p atau
Atmega168.
- Tegangan operasi sebesar 5volt.
- Tegangan input (yang disarankan) sebesar 7volt – 12
volt.
- Terdapat pin digital I/O 14 buah dan 6 diantaranya
sebagai output PWM.
- 8 Pin Input Analog
- 40 Ma Arus DC per pin I/O
- Flash
Memory16KB (Atmega168) atau 32KB (Atmega328) 2KB digunakan oleh
Bootloader.
- 1 KbyteSRAM (Atmega168) atau 2 Kbyte 32KB
(Atmega328).
- 512 Byte EEPROM (Atmega168) atau 1 Kbyte
(Atmega328).
- 16MHz Clock Speed.
- Ukuran 1.85cm x 4.3cm.
Konfigurasi pin Arduino Nano memiliki 30 Pin.
Berikut Konfigurasi pin Arduino Nano:
- VCC merupakan pin yang berfungsi sebagai pin masukan
catu daya digital.
- GND merupakan pin ground untuk catu daya digital
- AREF merupakan Referensi tegangan untuk input
analog. Digunakan dengan fungsi analogReference().
- RESET merupakan Jalur LOW ini digunakan untuk
me-reset (menghidupkan ulang) mikrokontroler. Biasanya digunakan untuk
menambahkan tombol reset pada shield yang menghalangi papan utama Arduino
- Serial RX (0) merupakan pin sebagai penerima TTL
data serial.
- Serial TX (1) merupakan pin sebagai pengirim TT data
serial.
- External Interrupt (Interupsi Eksternal) merupakan
pin yang dapat dikonfigurasi untuk memicu sebuah interupsi pada nilai yang
rendah, meningkat atau menurun, atau perubahan nilai.
- Output PWM 8 Bit merupakan pin yang berfungsi untuk
data analogWrite().
- SPI merupakan pin yang berfungsi sebagai pendukung
komunikasi.
- LED merupakan pin yang berfungsi sebagai pin yag diset bernilai HIGH, maka LED akan menyala, ketika pin diset bernilai LOW maka LED padam. LED Tersedia secara built-in pada papan Arduino Nano.
Input Analog (A0-A7)
merupakan pin yang berfungsi sebagi pin yang dapat diukur/diatur dari mulai
Ground sampai dengan 5 Volt, juga memungkinkan untuk mengubah titik jangkauan
tertinggi atau terendah mereka menggunakan fungsi analogReference().
3.5. Mikrokontroler
Mikrokontroler adalah salah satu dari
bagian dasar dari suatu sistem komputer. Meskipun mempunyai bentuk yang jauh
lebih kecil dari suatu komputer pribadi dan komputer mainframe, mikrokontroler
dibangun dari elemen-elemen dasar yang sama. Secara sederhana, komputer akan
menghasilkan output yang spesifik berdasarkan input yang diterima dan program
yang dikerjakan. Seperti umumnya komputer, mikrokontroler sebagai alat yang
mengerjakan perintah-perintah yang diberikan kepadanya. Artinya, bagian
terpenting dan utama dari suatu sistem komputerisasi adalah program itu sendiri
yang dibuat oleh seorang programmer. Program ini memerintahkan komputer untuk
melakukan jalinan yang panjang dari aksi-aksi sederhana untuk melakukan tugas
yang lebih kompleks yang diinginkan oleh programmer. Sistem dengan
mikrokontroler umumnya menggunakan piranti input yang jauh lebih kecil seperti
saklar atau keypad kecil. Hampir semua input mikrokontroler hanya dapat
memproses sinyal input digital dengan tegangan yang sama dengan tegangan logika
dari sumber. Tegangan positif sumber umumnya adalah 5 volt. Padahal dalam dunia
nyata terdapat banyak sinyal analog atau sinyal dengan tegangan.
Berikut ini merupakan
struktur dan diagram blok mikrokontroler beserta penjelasan tentang
bagian-bagian utamanya :
- CPU
CPU merupakan otak dari
mikrokontroler. CPU bertanggung jawab untuk mengambil instruksi (fetch),
menerjemahkannya (decode), kemudian akhirnya dieksekusi (execute). CPU
menghubungkan setiap bagian dari mikrokontroler ke dalam satu sistem. Fungsi
utamanya yaitu mengambil dan mendekode instruksi. Instruksi yang diambil dari
memori program harus diterjemahkan atau melakukan decode oleh CPU tersebut.
- Serial Port (Port Serial)
Serial port menyediakan
berbagai antarmuka serial antara mikrokontroler dan periferal lain seperti port
paralel.
- Memori (Penyimpanan)
Memori ini bertugas untuk menyimpan data.
Data tersebut merupakan data yang sudah diolah (output) atau data yang belum
diolah (input). Penyimpanan
ini berupa RAM dan ROM. ROM digunakan untuk menyimpan data dalam jangka waktu
yang lama. Sedangkan RAM digunakan untuk menyimpan data sementara selama
program berjalan sampai akhirnya dipindahkan ke ROM.
- Port Input/Output Paralel
Port input/output
paralel digunakan untuk mendorong atau menghubungkan berbagai perangkat seperti
LED, LCD, printer, memori dan perangkat input/output lainnya ke mikrokontroler.
- ADC (Analog to Digital Converter)
Konverter ADC (Analog to
Digital Converter) digunakan untuk mengubah sinyal analog ke bentuk digital.
Sinyal input dalam konverter ini harus dalam bentuk analog (misalnya output
dari sensor) sedangkan outputnya dalam bentuk digital.
- DAC (Digital to Analog Converter)
DAC (Digital to Analog
Converter) melakukan operasi pembalikan konversi ADC (Analog to Digital
Converter). DAC mengubah sinyal digital menjadi format analog. DAC ini biasanya
digunakan untuk mengendalikan perangkat analog seperti motor DC dan lain
sebagainya.
- Interrupt Control
(Kontrol Interupsi)
Interrupt Control
(Kontrol Interupsi) bertugas untuk mengendalikan penundaan terhadap pemrograman
mikrokontroler. Bagian interrupt control (kontrol interupsi) ini dapat
dioperasikan secara internal ataupun eksternal.
- Special Functioning Block
(Blok Fungsi Khusus)
Special
functioning block merupakan bagian tambahan yang dibuat mempunyai fungsi
khusus. Biasanya blok ini ditemukan pada arsitektur mikrokontroler di mesin
robotika. Tidak semua perangkat menggunakan bagian ini.
- Timer and Counter
(Pengatur Waktu dan Penghitung)
Timer/counter ini digunakan untuk mengukur waktu dan alat penghitungan. Keberadaan komponen ini sangatlah penting. Karena informasi waktu seringkali digunakan pengaturan sistem supaya lebih akurat dan efektif.
3.6.
Komunikasi
3.6.1.
Universal
Asynchronous Receiver Transmitter (UART)
UART (Universal Asynchronous
Receiver-Transmitter) adalah bagian perangkat keras komputer yang menerjemahkan
antara bit-bit paralel data dan bit-bit serial. UART biasanya berupa sirkuit
terintegrasi yang digunakan untuk komunikasi serial pada komputer atau port
serial perangkat periperal.
Cara
Kerja Komunikasi UART :
Data dikirimkan secara paralel dari data bus ke UART1. Pada UART1 ditambahkan start bit, parity bit, dan stop bit kemudian dimuat dalam satu paket data. Paket data ditransmisikan secara serial dari Tx UART1 ke Rx UART2. UART2 mengkonversikan data dan menghapus bit tambahan, kemudian ditransfer secara parallel ke data bus penerima.
3.7. Sensor
3.7.1. Sensor LDR
LDR (Light Dependent Resistor) merupakan salah satu komponen resistor yang nilai resistansinya akan berubah-ubah sesuai dengan intensitas cahaya yang mengenai sensor ini. LDR juga dapat digunakan sebagai sensor cahaya. Perlu diketahui bahwa nilai resistansi dari sensor ini sangat bergantung pada intensitas cahaya. Semakin banyak cahaya yang mengenainya, maka akan semakin menurun nilai resistansinya. Sebaliknya jika semakin sedikit cahaya yang mengenai sensor (gelap), maka nilai hambatannya akan menjadi semakin besar sehingga arus listrik yang mengalir akan terhambat.
Beberapa karakteristik yang terdapat pada sensor LDR antara lain adalah :
- Tegangan maksimum (DC) : 150 V
- Konsumsi Arus Maksimum : 100 mW
- Tingkatan Resistansi / Tahanan : 10 Ohm hingga 100k
Ohm
- Puncak Spektral :
540 nm (ukuran gelombang cahaya)
- Waktu
Respon Sensor : 20ms – 30 ms
- Suhu
Operasi : -30o Celcius –
70o Celcius
LDR berfungsi sebagai sebuah sensor cahaya
dalam berbagai macam rangkaian elektronika seperti saklar otomatis berdasarkan
cahaya yang jika sensor terkena cahaya maka arus listrik akan mengalir(ON) dan
sebaliknya jika sensor dalam kondisi minim cahaya(gelap) maka aliran listrik
akan terhambat(OFF). LDR juga sering
digunakan sebagai sensor lampu penerang jalan otomatis, lampu kamar tidur,
alarm, rangkaian anti maling otomatis menggunakan laser, sutter kamera
otomatis, dan masih banyak lagi yang lainnya.
Prinsip kerja LDR sangat
sederhana tak jauh berbeda dengan variable resistor pada umumnya. LDR dipasang
pada berbagai macam rangkaian elektronika dan dapat memutus dan menyambungkan
aliran listrik berdasarkan cahaya. Semakin banyak cahaya yang mengenai LDR maka
nilai resistansinya akan menurun, dan sebaliknya semakin sedikit cahaya yang
mengenai LDR maka nilai hambatannya akan semakin membesar.
Grafik respon
Pada sensor LDR , jika sensor dikenakan cahaya yang diserap (threshold) semakin terang, maka nilai resistansi pada LDR akan semakin kecil, begitupun sebaliknya.
3.7.2.
Sensor
Hujan
Soil Moisture Sensor adalah sebuah jenis sensor yang fungsinya adalah untuk mengukur kelembaban tanah. Sensor hujan adalah jenis sensor yang berfungsi untuk mendeteksi terjadinya hujan atau tidak, yang dapat difungsikan dalam segala macam aplikasi dalam kehidupan sehari – hari. Dipasaran sensor ini dijual dalam bentuk module sehingga hanya perlu menyediakan kabel jumper untuk dihubungkan ke mikrokontroler atau Arduino.
Konfigurasi pin sensor
hujan:
·
VCC = Dihubungkan pada
tegangan suplai 5V
·
GND = Dihubungkan pada
ground
·
D0 = Merupakan pin
digital untuk mendapatkan output digital
·
A0 = Merupakan pin
analog untuk mendapatkan output analog
Prinsip kerja dari
module sensor ini yaitu pada saat ada air hujan turun dan mengenai panel sensor
maka akan terjadi proses elektrolisasi oleh air hujan. Dan karena air hujan
termasuk dalam golongan cairan elektrolit yang dimana cairan tersebut akan
menghantarkan arus listrik.
Pada sensor hujan ini
terdapat ic komparator yang dimana output dari sensor ini dapat berupa logika
high dan low (on atau off). Serta pada modul sensor ini terdapat output yang
berupa tegangan pula. Sehingga dapat dikoneksikan ke pin khusus Arduino yaitu
Analog Digital Converter. Dengan singkat kata, sensor ini dapat digunakan untuk
memantau kondisi ada tidaknya hujan di lingkungan luar yang dimana output dari
sensor ini dapat berupa sinyal analog maupun sinyal digital.
Spesifikasi sensor hujan
:
- Sensor ini bermaterial dari FR-04 dengan dimensi 5cm x 4cm berlapis nikel dan dengan kualitas tinggi pada kedua sisinya
- Pada lapisan module mempunyai sifat anti oksidasi sehingga tahan terhadap korosi
- Tegangan kerja masukan sensor 3.3V – 5V
- Menggunakan IC comparator LM393 yang stabil
- Output dari modul comparator dengan kualitas sinyal bagus lebih dari 15mA
- Dilengkapi lubang baut untuk instalasi dengan modul lainnya
- Terdapat potensiometer yang berfungsi untuk mengatur sensitifitas sensor
- Terdapat 2 Output yaitu digital (0 dan 1) dan analog (tegangan)
- Dimensi PCB yaitu 3.2 cm x 1.4 cm
3.7.3.
Sensor
LM35
Sensor suhu LM35 adalah komponen elektronika yang memiliki fungsi untuk mengubah besaran suhu menjadi besaran listrik dalam bentuk tegangan. Sensor Suhu LM35 yang dipakai dalam penelitian ini berupa komponen elektronika elektronika yang diproduksi oleh National Semiconductor. LM35 memiliki keakuratan tinggi dan kemudahan perancangan jika dibandingkan dengan sensor suhu yang lain, LM35 juga mempunyai keluaran impedansi yang rendah dan linieritas yang tinggi sehingga dapat dengan mudah dihubungkan dengan rangkaian kendali khusus serta tidak memerlukan penyetelan lanjutan.
Meskipun tegangan sensor
ini dapat mencapai 30 volt akan tetapi yang diberikan kesensor adalah sebesar 5
volt, sehingga dapat digunakan dengan catu daya tunggal dengan ketentuan bahwa
LM35 hanya membutuhkan arus sebesar 60 µA hal ini berarti LM35 mempunyai
kemampuan menghasilkan panas (self-heating) dari sensor yang dapat menyebabkan
kesalahan pembacaan yang rendah yaitu kurang dari 0,5ºC pada suhu 25ºC.
Dari gambar diatas dapat
diketahui bahwa sensor suhu IC LM35 pada dasarnya memiliki 3 pin yang berfungsi
sebagai sumber supply tegangan DC +5 volt, sebagai pin output hasil
penginderaan dalam bentuk perubahan tegangan DC pada Vout dan pin untuk Ground.
Karakteristik Sensor
suhu IC LM35 adalah :
- Memiliki sensitivitas suhu, dengan faktor skala
linier antara tegangan dan suhu 10 mVolt/ºC, sehingga dapat dikalibrasi
langsung dalam celcius.
- Memiliki ketepatan atau akurasi kalibrasi yaitu
0,5ºC pada suhu 25 ºC.
- Memiliki jangkauan maksimal operasi suhu antara -55
ºC sampai +150 ºC.
- Bekerja pada tegangan 4 sampai 30 volt.
- Memiliki arus rendah yaitu kurang dari 60 µA.
- Memiliki pemanasan sendiri yang rendah (low-heating)
yaitu kurang dari 0,1 ºC pada udara diam.
- Memiliki impedansi keluaran yang rendah yaitu 0,1 W
untuk beban 1 mA.
- Memiliki ketidaklinieran hanya sekitar ± ¼ ºC.
- Tegangan output sensor suhu IC LM35 dapat
diformulasikan sebagai berikut :
Vout LM35 =
Temperature º x 10 mV
Grafik respon
3.8. LCD
LCD (Liquid-Crystal Display) atau Penampil Kristal Cair adalah layar panel datar atau perangkat optik elektronik termodulasi yang menggunakan sifat modulasi cahaya dari kristal cair (liquid crystal) yang dikombinasikan dengan polarizer. Kristal cair tidak memancarkan cahaya secara langsung, melainkan menggunakan lampu latar atau reflektor untuk menghasilkan gambar berwarna atau monokrom. Teknologi Liquid Crystal Display (LCD) atau Penampil Kristal Cair sudah banyak digunakan pada produk-produk seperti layar Laptop, layar Ponsel, layar Kalkulator, layar Jam Digital, layar Multimeter, Monitor Komputer, Televisi, layar Game portabel, layar Thermometer Digital dan produk-produk elektronik lainnya.
Teknologi Display LCD ini memungkinkan produk-produk elektronik dibuat menjadi jauh lebih tipis jika dibanding dengan teknologi Tabung Sinar Katoda (Cathode Ray Tube atau CRT). Jika dibandingkan dengan teknologi CRT, LCD juga jauh lebih hemat dalam mengkonsumsi daya karena LCD bekerja berdasarkan prinsip pemblokiran cahaya sedangkan CRT berdasarkan prinsip pemancaran cahaya. Namun LCD membutuhkan lampu backlight (cahaya latar belakang) sebagai cahaya pendukung karena LCD sendiri tidak memancarkan cahaya. Beberapa jenis backlight yang umum digunakan untuk LCD diantaranya adalah backlight CCFL (Cold cathode fluorescent lamps) dan backlight LED (Light-emitting diodes).
LCD atau Liquid Crystal
Display pada dasarnya terdiri dari dua bagian utama yaitu bagian Backlight
(Lampu Latar Belakang) dan bagian Liquid Crystal (Kristal Cair). Seperti yang
disebutkan sebelumnya, LCD tidak memancarkan pencahayaan apapun, LCD hanya
merefleksikan dan mentransmisikan cahaya yang melewatinya. Oleh karena itu, LCD
memerlukan Backlight atau Cahaya latar belakang untuk sumber cahayanya. Cahaya
Backlight tersebut pada umumnya adalah berwarna putih. Sedangkan Kristal Cair
(Liquid Crystal) sendiri adalah cairan organik yang berada diantara dua lembar
kaca yang memiliki permukaan transparan yang konduktif.
Bagian-bagian LCD atau Liquid Crystal Display
diantaranya adalah:
- Lapisan Terpolarisasi 1 (Polarizing Film 1)
- Elektroda Positif (Positive Electrode)
- Lapisan Kristal Cair (Liquid Cristal Layer)
- Elektroda Negatif (Negative Electrode)
- Lapisan Terpolarisasi 2 (Polarizing film 2)
- Backlight atau Cermin (Backlight or Mirror)
LCD yang digunakan
pada Kalkulator dan Jam Tangan digital pada umumnya menggunakan Cermin untuk
memantulkan cahaya alami agar dapat menghasilkan digit yang terlihat di layar. Sedangkan LCD yang lebih modern dan berkekuatan
tinggi seperti TV, Laptop dan Ponsel Pintar menggunakan lampu Backlight (Lampu
Latar Belakang) untuk menerangi piksel kristal cair. Lampu Backlight tersebut
pada umumnya berbentuk persegi panjang atau strip lampu Flourescent atau Light
Emitting Diode (LED). Cahaya putih adalah cahaya terdiri dari ratusan cahaya
warna yang berbeda. Ratusan warna cahaya tersebut akan terlihat apabila cahaya
putih mengalami refleksi atau perubahan arah sinar. Artinya, jika beda sudut
refleksi maka berbeda pula warna cahaya yang dihasilkan.
Backlight LCD yang
berwarna putih akan memberikan pencahayaan pada Kristal Cair atau Liquid
Crystal. Kristal cair tersebut akan menyaring backlight yang diterimanya dan
merefleksikannya sesuai dengan sudut yang diinginkan sehingga menghasilkan
warna yang dibutuhkan. Sudut Kristal Cair akan berubah apabila diberikan tegangan
dengan nilai tertentu. Karena dengan perubahan sudut dan penyaringan cahaya
backlight pada kristal cair tersebut, cahaya backlight yang sebelumnya adalah
berwarna putih dapat berubah menjadi berbagai warna.
Jika ingin menghasilkan
warna putih, maka kristal cair akan dibuka selebar-lebarnya sehingga cahaya
backlight yang berwarna putih dapat ditampilkan sepenuhnya. Sebaliknya, apabila
ingin menampilkan warna hitam, maka kristal cair harus ditutup serapat-rapatnya
sehingga tidak adalah cahaya backlight yang dapat menembus. Dan apabila
menginginkan warna lainnya, maka diperlukan pengaturan sudut refleksi kristal
cair yang bersangkutan.
- Format tampilan : 16 x 2 karakter
- Pengontrol bawaan : ST 7066 (atau setara)
- Siklus kerja : 1/16
- 5 x 8 titik termasuk kursor
- Supply + 5 V (juga tersedia untuk + 3 V)
- LED dapat digerakkan oleh pin 1, pin 2, pin 15, pin 16 atau A dan K
- N.V. opsional untuk supply + 3 V
3.9.
Resistor
Resistor merupakan komponen penting dan sering dijumpai dalam sirkuit Elektronik. Boleh dikatakan hampir setiap sirkuit Elektronik pasti ada Resistor. Tetapi banyak diantara kita yang bekerja di perusahaan perakitan Elektronik maupun yang menggunakan peralatan Elektronik tersebut tidak mengetahui cara membaca kode warna ataupun kode angka yang ada ditubuh Resistor itu sendiri.
Seperti yang dikatakan sebelumnya, nilai Resistor yang berbentuk Axial adalah diwakili oleh Warna-warna yang terdapat di tubuh (body) Resistor itu sendiri dalam bentuk Gelang. Umumnya terdapat 4 Gelang di tubuh Resistor, tetapi ada juga yang 5 Gelang.
Gelang warna Emas dan Perak biasanya terletak agak jauh dari gelang warna lainnya sebagai tanda gelang terakhir. Gelang Terakhirnya ini juga merupakan nilai toleransi pada nilai Resistor yang bersangkutan.
Tabel dibawah ini adalah warna-warna yang terdapat di tubuh Resistor:3.10. Baterai
- Baterai Primer (Baterai Sekali Pakai/Single Use)
Baterai Primer atau Baterai sekali pakai ini merupakan baterai yang paling sering ditemukan di pasaran, hampir semua toko dan supermarket menjualnya. Hal ini dikarenakan penggunaannya yang luas dengan harga yang lebih terjangkau. Baterai jenis ini pada umumnya memberikan tegangan 1,5 Volt dan terdiri dari berbagai jenis ukuran seperti AAA (sangat kecil), AA (kecil) dan C (medium) dan D (besar). Disamping itu, terdapat juga Baterai Primer (sekali pakai) yang berbentuk kotak dengan tegangan 6 Volt ataupun 9 Volt.
- Baterai Sekunder (Baterai Isi Ulang/Rechargeable)
Baterai Sekunder adalah jenis baterai yang dapat di
isi ulang atau Rechargeable Battery. Pada prinsipnya, cara Baterai Sekunder menghasilkan arus listrik adalah
sama dengan Baterai Primer. Hanya saja, Reaksi Kimia pada Baterai Sekunder ini
dapat berbalik (Reversible). Pada saat Baterai digunakan dengan menghubungkan
beban pada terminal Baterai (discharge), Elektron akan mengalir dari Negatif ke
Positif. Sedangkan pada saat Sumber Energi Luar (Charger) dihubungkan ke
Baterai Sekunder, elektron akan mengalir dari Positif ke Negatif sehingga
terjadi pengisian muatan pada baterai. Jenis-jenis Baterai yang dapat di isi
ulang (rechargeable Battery) yang sering kita temukan antara lain seperti
Baterai Ni-cd (Nickel-Cadmium), Ni-MH (Nickel-Metal Hydride) dan Li-Ion
(Lithium-Ion).
·
3.11. Rangkaian Pull Up & Pull Down Resistor
Pull Up dan Pull Down Resistor merupakan suatu rangkaian elektronika yang digunakan untuk mengatur kondisi tegangan output yang masuk ke pin I/O mikrokontroler.
Fungsi utama dari
Rangkaian Pull UP dan Pull DOWN Resistor ini adalah untuk menghindari
"Floating logic". Floating logic adalah suatu fenomena dalam
rangkaian mikrokontroler dimana mikrokontroler tidak dapat membaca nilai
tegangan yang masuk ke pin I/O. Hal tersebut dikarenakan tegangan yang masuk
tidak memenuhi nilai 5 Volt dan tidak juga 0 Volt. Oleh karena itu
mikrokontroler sulit untuk menentukan sinyal tersebut termasuk katagori HIGH
(5V) atau LOW (0 V).
Pada dasarnya yang membedakan rangkaian resistor Pull Up dan Pull Down hanya penempatan resistor dan push button saja.
Umumnya resistor 10 k Ohm sudah cukup untuk mengatasi rangkaian digital secara umum, namun ntuk menentukan Nilai resistor pull-up atau pun Pull Down yang dipilih harus memperhatikan 2 point berikut :
- Level tegangan setelah ditambahkan “pull up”
atau “pull down”.
Level tegangan harus dipertimbangkan karena chip digital seperti mikrokontroller biasanya memiliki batas level tegangan input yang dianggap sebagai sinyal low (biasanya batas sinyal input low ditulis VIL, batas sinyal input high ditulis VIH pada datasheet mikrokontroller.
- Kecepatan rangkaian yang digunakan
Jika rangkaian yang di “pull up” atau “pull down” diperlukan untuk mengubah sinyal dari low ke high atau dari high ke low dengan cepat, misalnya untuk keperluan switching, komunikasi, PWM, nilai resistor untuk “pull up” dan “pull down” sangat menentukan apakah rangkaian tersebut bisa berfungsi dengan baik.
Maka dari pada 2 point
kriteria diatas kita bisa mengacu pada datasheet microcontroller yang digunakan
dan kompleksitas rangkaian pendukung microcontoller. Dan untuk menentukan nilai
resistor yang digunakan sobat kita mencoba trial error dan bisa juga
menggunakan rumus hukum Ohm :
Resistansi (Ohm) = Volt (V) / Ampere (A)
Contoh : Volt input 5 volt dan Arus maksimum input arduino 50 mA sehingga :
R = 5 V/ 0.05 A
R = 100
Ohm
Sehingga nilai minimum resistor yang digunakan bisa 100 Ohm tanpa toleransi, dan jika ingin aman harus diatas 100 Ohm jika tidak ingin arduino rusak, contoh umum resistor 330 ohm, 1 K Ohm, 10 k Ohm.
- Rangkaian Pull Up Resistor
Resistor pull-up adalah resistor yang digunakan untuk mencegah nilai float (nilai mengambang) pada kondisi high dengan menambahkan sebuah resistor pada jalur sumber tegangan dan paralel dengan jalur input ke microcontroller.
Untuk Pull-up resistor, salah satu kaki resistor dihubungkan ke kutub Vcc (5v/3.3v pada Microcontroler), sedangkan kaki resistor yang lain dicabangkan, satu ke pin input MCU, dan yang lain ke switch on/off untuk disambungkan ke ground (0V).
Pada gambar diatas kita bisa lihat, Vcc tersambung ke pin, sehingga pin akan mendapatkan signal HIGH, dan ketika push button ditekan, arus Vcc akan mengalir ke ground (0v), sehingga pin akan mendapat signal LOW. Kondisi ini mirip (tidak sama) dengan kondisi "normaly close".
- Rangkaian Pull Down Resistor
Resistor Pull Down merupakan resistor yang digunakan untuk mencegah nilai floating pada kondisi low dengan menambahkan resistor pada jalur ground.
Pada rangkaian
Pull-down resistor, salah satu kaki resistor dihubungkan ke kutub ground (0v),
sedangkan kaki resistor yang lain dicabangkan, satu ke pin input MCU, dan yang
lain ke switch on/off untuk disambungkan ke Vcc (5v/3.3v).
Pada rangkaian
pull-down, Vcc tidak terhubung dengan pin, tetapi pin terhubung dengan ground
(0v), pin dalam keadaan LOW, dan ketika push button ditekan, Vcc akan terhubung
dengan pin, kondisi pin sekarang menjadi HIGH. Rangkaian ini mirip dengan
kondisi "normally open".
3.12. Motor Servo
Motor
servo adalah sebuah perangkat atau aktuator putar (motor) yang dirancang dengan
sistem kontrol umpan balik loop tertutup (servo), sehingga dapat di set-up atau
di atur untuk menentukan dan memastikan posisi sudut dari poros output motor.
motor servo merupakan perangkat yang terdiri dari motor DC, serangkaian gear,
rangkaian kontrol dan potensiometer. Serangkaian gear yang melekat pada poros
motor DC akan memperlambat putaran poros dan meningkatkan torsi motor servo,
sedangkan potensiometer dengan perubahan resistansinya saat motor berputar
berfungsi sebagai penentu batas posisi putaran poros motor servo.
Prinsip kerja motor servo yaitu motor servo dikendalikan dengan memberikan sinyal modulasi lebar pulsa (Pulse Wide Modulation / PWM) melalui kabel kontrol. Lebar pulsa sinyal kontrol yang diberikan akan menentukan posisi sudut putaran dari poros motor servo. Sebagai contoh, lebar pulsa dengan waktu 1,5 ms (mili detik) akan memutar poros motor servo ke posisi sudut 90⁰. Bila pulsa lebih pendek dari 1,5 ms maka akan berputar ke arah posisi 0⁰ atau ke kiri (berlawanan dengan arah jarum jam), sedangkan bila pulsa yang diberikan lebih lama dari 1,5 ms maka poros motor servo akan berputar ke arah posisi 180⁰ atau ke kanan (searah jarum jam). Lebih jelasnya perhatikan gambar dibawah ini.
Lebar pulsa kendali telah diberikan, maka poros motor servo akan bergerak atau berputar ke posisi yang telah diperintahkan, dan berhenti pada posisi tersebut dan akan tetap bertahan pada posisi tersebut. Jika ada kekuatan eksternal yang mencoba memutar atau mengubah posisi tersebut, maka motor servo akan mencoba menahan atau melawan dengan besarnya kekuatan torsi yang dimilikinya (rating torsi servo). Namun motor servo tidak akan mempertahankan posisinya untuk selamanya, sinyal lebar pulsa kendali harus diulang setiap 20 ms (mili detik) untuk menginstruksikan agar posisi poros motor servo tetap bertahan pada posisinya.
3.13. Jumper
Jumper adalah suatu istilah kabel yang ber-diameter kecil yang di dalam dunia elektronika digunakan untuk menghubungkan dua titik atau lebih dan dapat juga untuk menghubungkan 2 komponen elektronika.
Jenis-jenis
jumper:
- Male-Male
Kabel jumper jenis ini
digunakan untuk koneksi male to male pada kedua ujung kabelnya.
- Male-Female
Kabel jumper jenis
ini digunakan untuk koneksi male to female dengan salah satu ujung kabel
dikoneksi male dan satu ujungnya lagi dengan koneksi female.
- Female-Female
Potensiometer adalah salah satu jenis Resistor yang Nilai Resistansinya dapat diatur sesuai dengan kebutuhan Rangkaian Elektronika ataupun kebutuhan pemakainya. Potensiometer merupakan Keluarga Resistor yang tergolong dalam Kategori Variable Resistor. Secara struktur, Potensiometer terdiri dari 3 kaki Terminal dengan sebuah shaft atau tuas yang berfungsi sebagai pengaturnya. Gambar dibawah ini menunjukan Struktur Internal Potensiometer beserta bentuk dan Simbolnya.
Pada dasarnya bagian-bagian penting dalam Komponen Potensiometer adalah:
- Penyapu atau disebut juga dengan Wiper
- Element Resistif
- Terminal
- Potensiometer Slider, yaitu Potensiometer yang nilai resistansinya dapat diatur dengan cara menggeserkan Wiper-nya dari kiri ke kanan atau dari bawah ke atas sesuai dengan pemasangannya. Biasanya menggunakan Ibu Jari untuk menggeser wiper-nya.
- Potensiometer Rotary, yaitu Potensiometer yang nilai resistansinya dapat diatur dengan cara memutarkan Wiper-nya sepanjang lintasan yang melingkar. Biasanya menggunakan Ibu Jari untuk memutar wiper tersebut. Oleh karena itu, Potensiometer Rotary sering disebut juga dengan Thumbwheel Potentiometer.
- Potensiometer Trimmer, yaitu Potensiometer yang bentuknya kecil dan harus menggunakan alat khusus seperti Obeng (screwdriver) untuk memutarnya. Potensiometer Trimmer ini biasanya dipasangkan di PCB dan jarang dilakukan pengaturannya.
Elemen Resistif pada Potensiometer umumnya terbuat dari bahan campuran Metal (logam) dan Keramik ataupun Bahan Karbon (Carbon). Berdasarkan Track (jalur) elemen resistif-nya, Potensiometer dapat digolongkan menjadi 2 jenis yaitu Potensiometer Linear (Linear Potentiometer) dan Potensiometer Logaritmik (Logarithmic Potentiometer).Dengan kemampuan yang dapat mengubah resistansi atau hambatan, Potensiometer sering digunakan dalam rangkaian atau peralatan Elektronika dengan fungsi-fungsi sebagai berikut:
- Sebagai pengatur Volume pada berbagai peralatan Audio/Video seperti Amplifier, Tape Mobil, DVD Player.
- Sebagai Pengatur Tegangan pada Rangkaian Power Supply
- Sebagai Pembagi Tegangan
- Aplikasi Switch TRIAC
- Digunakan sebagai Joystick pada Tranduser
- Sebagai Pengendali Level Sinyal
4. Listing Program [Kembali]
//MASTER
#include
<LiquidCrystal.h> LiquidCrystal
lcd(2, 3, 4, 5, 6, 7); #define
LM35 A1 int
ldrPin = A0; int
threshold = 600; int
rainPin = 8; int
nilaiSuhu; void
setup(){ pinMode(A0, INPUT); pinMode(A1, INPUT); pinMode(8, INPUT); Serial.begin(9600); //Set baud rate 9600 lcd.begin(16, 2);
}
void
loop() { nilaiSuhu = ((5 * analogRead(LM35) *
100.00) / 1024); lcd.clear(); lcd.setCursor(0, 0); lcd.print("Kondisi Cuaca"); delay(100); int ldrValue = analogRead(ldrPin); int rainValue; rainValue = digitalRead(rainPin); if (((ldrValue >
threshold)xor(rainValue==0))and(nilaiSuhu > 32))// Cuaca Cerah Panas { lcd.clear(); lcd.setCursor(0, 0); lcd.print("Kondisi Cuaca"); lcd.setCursor(0, 1); lcd.print("Cerah Panas"); Serial.print("1"); }
else if(((ldrValue >
threshold)xor(rainValue==1))and(nilaiSuhu > 32)) // Cuaca Hujan Panas { lcd.clear(); lcd.setCursor(0, 0); lcd.print("Kondisi Cuaca"); lcd.setCursor(0, 1); lcd.print("Hujan Panas"); Serial.print("2"); }
else // Malam, Buruk { lcd.clear(); lcd.setCursor(0, 0); lcd.print("Kondisi Cuaca"); lcd.setCursor(0, 1); lcd.print("Malam/Buruk"); Serial.print("6"); } delay(100); } |
SLAVE
//SLAVE #include
<Servo.h>
Servo
myservo;
void
setup() //Semua kode dalam fungsi ini dieksekusi sekali { myservo.attach(9); Serial.begin(9600);
//Set baud rate 9600
}
void
loop() //Semua program dalam fungsi ini dieksekusi berulang { if(Serial.available()>0) { int data = Serial.read(); if(data=='1') //Jika data yang dikirimkan
berlogika { myservo.write(180); }
else if(data=='2') //Jika data yang
dikirimkan berlogika { myservo.write(0); } else { myservo.write(0); } } } |
5. Flowchart [Kembali]
Pada proseslangkah
kerja, mula-mula disiapkan alat dan bahan sesuai gambar proteus dan komponen
sketsa fritzing yang telah dibuat dengan beberapa komponen utama yaitu arduino
uno, arduino nano, sensor LDR, sensor hujan, sensor LM35, dan motor servo.
Rangkaian akan rangkai
dengan menerapkan komunikasi UART yang berarti arduino dijadikan sebagai master
pada arduino uno, dan sebagai slave pada arduino nano, pin TX arduino uno
dihubungkan dengan pin RX arduino nano, sedangkan pin RX arduino uno
dihubungkan ke pin TX arduino nano.
Bagian arduino uno
yaitu master disuplai baterai 9V dengan DC jack, lalu dirangkai sensor LDR
dengan pin LDR I/O LDR dihubungkan ke pin analog A0 arduino uno dengan
menerpkan rangkaian pulldown resistor agar tidak terjadi floating. Sensor LM35
dengan pin I/O sensor dihubungkan ke pin analog A1 arduino uno. Sensor hujan
dengan pin I/O duhubungkan ke pin 8 digital arduino uno. Pada LCD digunakan pin
arduino 2,3,4,5,6,7 untuk dihubungkan ke pin RS, E, D4, D5, D6, D7, lalu pin
katoda, RW, dan VSS dihubungkan ke ground, pin anoda dan VDD dihubungkan ke
power, dan pin V0 dihubungkan ke kaki bagian tengah potesiometer yaitu kaki
sinyal output potensiometer, untuk potensiometer kaki kiri dan kanan bebas
dijadikan sebagai input Vcc dan ground. Arduino Uno mengaktifkan papan bread
board dengan umpan pin 5V dan ground.
Pada
prinsip kerja rangkaian yaitu menggunakan komunikasi UART dimana merupakan sirkuit
terintegrasi yang digunakan untuk komunikasi serial pada komputer atau port
serial, maka komunikasi UART bekerja untuk komunikasi data serial dimana
komunikasi yang terjadi secara serial hanya bekerja menggunakan 2 wire pada
board arduino uno yaitu pin RX dan TX yang dimana nantinya komunikasi UART akan
bekerja terhadap mikrokontroller arduino uno sebagai master yang mengirim data
perintah dan arduino nano sebagai slave yang menerima perintah data dari
master. Pada LDR diterapkan rangkaian pulldown resistor sebesar 10k Ohm yang
dimana akan bekerja untuk mengatur floating dari logika high keluaran sensor
LDR, sehingga rangkaian LDR stabil keluarannya.
Prinsip kerja
rangkaian yaitu saat LDR mendeteksi penyerapan cahaya >600, sensor hujan
tidak mendeteksi hujan, dan LM35 mendeteksi suhu > 32°C, maka LCD akan
mendeteksi pembacaan kondisi cuaca yaitu “Cerah Panas” dan data serial yang
dikirim oleh master yaitu data “1” terhadap slave, maka slave akan mengontrol
output motor servo untuk berputar 180° yang berarti atap penjemuran terbuka.
Lalu saat LDR
mendeteksi penyerapan cahaya >600, sensor hujan mendeteksi hujan, dan LM35
mendeteksi suhu > 32°C, maka LCD akan mendeteksi pembacaan kondisi cuaca
yaitu “Hujan Panas” dan data serial yang dikirim oleh master yaitu data “2”
terhadap slave, maka slave akan mengontrol output motor servo untuk berputar 0°
yang berarti atap penjemuran tertutup.
Rancangan kontrol
penjemuran ikan asin telah sesuai dengan tujuan dan proses prinsip kerja alat
yang dimana alat dapat bekerja memahami segala situasi dari setiap perubahan
dalam mengontrol alat penjemuran yang dimana dalam aplikasinya yang sederhana
sehingga dapat dijadikan sebagai ide konsep dan pengembangan untuk diterapkan
selanjutnya bagi yang membutuhkan.