Percobaan 3 : Mengatur Nyala Terang Redup LED
1.1. Arduino IDE (Aplikasi)
2. Rangkaian Simulasi [Kembali]
Gambar Rangkaian Percobaan 3
3. Prinsip Kerja [Kembali]
Pada percobaan 3 ini dirangkai suatu rangkaian seperti gambar rangkaian diatas sedemikian rupa sesuai gambar rangkaian percobaan diatas dimana pada percobaan 3 ini berupa percobaan mengatur nyala terang redup LED. Pada software arduino diprogramkan arduino uno sesuai kondisi percobaan.
Pada proteus dirangkai rangkaian percobaan 3 dimana pin A0 di set umpan output potensiometer analog dengan input kaki Vcc power supply, lalu kaki GND di groundkan, pada pin 9 dan 10 merupakan pin I/O PWM dengan tanda tilde (~) digunakan sebagai pin I/O pada percobaan diumpakan pada LED melalui resistor. lalu pada kaki GND dihubungkan dengan ground.
Prinsip kerjanya yaitu sesuai list program yang dimana mula-mula pada arduino diprogram tipe data byte terhadap deklarasi nama pot dan led sebagai deklarasi pin A0 dan pin 9, lalu tipe data integer pada nama nilai dan output sebagai deklarasi variabel nilai dan output yang akan dipanggil. Pada pin 9 diprogram tipe data void fungsi setup pin I/O dengan pinMode LED sebagai output yang dideklarasikan.
Pada tipe data void fungsi loop perulangan diprogramkan potensiometer terhadap arduino uno dengan pengaturan besaran pembacaan data analog yang diset analogRead pada variasi besaran tahanan geser potensiometer, semakin besar persentase potensiometer yang digunakan, maka waktu ON (tON) pada besaran amplitudo yang semakin tinggi akan membuat lebar pulsa High semakin lebar dan panjang. (tON semakin lebar), maka tegangan keluaran juga akan semakin besar, begitu pun sebaliknya semakin kecil persentase potensiometer, maka waktu ON (tON) pada besaran amplitudo yang semakin rendah akan membuat lebar pulsa High semakin kecil dan pendek (tON kecil), maka tegangan keluaran juga akan semakin kecil. lalu pada pengaturan program output map pembacaan nilai amplitudo diatur rentang nilai amplitudo compare antara 0 - 1023. Dan pada Arduino tegangan referensi yang digunakan adalah 5 volt, hal ini berarti PWM pada Arduino mampu mengatur modulasi lebar pulsa tON dengan tegangan 0 - 5 volt. Apabila kita memberikan angka 0, berarti pada pin tersebut akan selalu bernilai 0 volt. Sedangkan apabila kita berikan nilai 255, maka pada pin tersebut akan selalu bernilai 5 volt (tidak pernah 0 volt). Untuk kasus yang lain, apabila nilai inputannya adalah 127 atau setengah dari 255, maka setengah siklus akan bernilai 5 volt sedangkan setengah siklus yang lainnya akan bernilai 0 volt. Siklus nilai amplitudo inilah yang diatur sesuai pengaturan output modulasi lebar pulsa oleh pengaturan output potensiometer terhadap tON pada tegangan keluaran umpan ke terang redup LED
4. Video Praktikum [Kembali]
6. Analisa [Kembali]
Percobaan 3:
1. Analisa percobaan 3 termasuk percobaan PWM atau ADC?
Jawab :
Percobaan PWM, dikatakan percobaan PWM, karena pada rangkaian percobaan pin digital I/O PWM yaitu pin 9 di deklarasikan oleh program sebagai output yang diumpankan pada LED melalui resistor terlebih dahulu, pin 9 PWM bekerja sebagai suplai tegangan pada LED sekaligus sebagai pengaturan nilai tON pada gelombang pulsa suplai VOUT sebagai suplai tegangan LED yang ditentukan, lalu suplai VOUT yang bergantung pada pengaturan besaran pembacaan data analog yang diset pada variasi besaran tahanan geser potensiometer, semakin besar persentase potensiometer yang digunakan, maka waktu ON (tON) pada besaran amplitudo yang semakin tinggi akan membuat lebar pulsa High semakin lebar dan panjang. (tON semakin lebar), maka tegangan keluaran juga akan semakin besar, begitu pun sebaliknya semakin kecil persentase potensiometer, maka waktu ON (tON) pada besaran amplitudo yang semakin rendah akan membuat lebar pulsa High semakin kecil dan pendek (tON kecil), maka tegangan keluaran juga akan semakin kecil. Oleh karena itu, percobaan 3 termasuk percobaan PWM karena pengaturan lebar pulsa PWM terhadap amplitudo berbanding lurus oleh pengaturan analog potensiometer.
2. Analisa perbandingan pecobaan proteus dengan percobaan praktikum?
Jawab :
Pada perbandingan percobaan proteus dan percobaan praktikum yaitu terdapat perbedaan dimana fungsi program proteus memiliki keterbatasan dibandingkan percobaan praktikum, pada proteus yaitu output pembacaan data analog oleh keluaran pin 9 PWM yang di umpankan ke LED sebagai suplai tegangan tidak bekerja sesuai dengan prinsip kerja PWM yang dimana seharusnya saat pembacaan analogWrite program dari pengaturan potensiometer terhadap besaran tON, maka LED akan redup dan terang, namun pada proteus tidak dapat mengeksekusi proses program PWM sesuai kerjanya karena software proteus memiliki keterbatasan tertentu pada aplikasinya.
Berbeda dengan percobaan praktikum yaitu dapat dibaca eksekusi program analogWrite dari pengaturan potensiometer terhadap besaran ton sehingga LED akan redup dan terang sesuai pengaturan lebar pulsa PWM pada tON deh pembacaan data analogWrite dari potensiometer.
3. Bandingkanlah pin digital PWM dengan pin digital biasa sesuai percobaan praktikum?
Jawab :
Sesuai dengan percobaan praktikum yang dimana pin PWM bekerja sebagai suplai tegangan pada LED, pada sistem kerja PWM oleh pin PWM sebagai output yaitu sebagai pengaturan nilai tON pada gelombang pulsa suplai VOUT sebagai suplai tegangan LED yang divariasikan, lalu suplai VOUT yang bergantung pada pengaturan besaran pembacaan data analog yang diset pada variasi besaran tahanan geser potensiometer, semakin besar persentase potensiometer maka waktu ON (tON) pada besaran amplitudo yang semakin tinggi akan membuat lebar pulsa High semakin lebar dan panjang (tON semakin lebar), maka tegangan keluaran semakin besar, dan jika semakin kecil persentase potensiometer, maka tON semakin kecil dan lebar pulsa High juga semakin kecil, maka tegangan VOUT semakin rendah. Oleh karena itu pin digital PWM akan eksekusi output sesuai dengan pengaturan modulasi gelombang pulsa pada waktu ON (tON) oleh potensiometer yang mempengaruhi redup terang nyala LED pada perubahan input tegangan oleh VOUT umpan pin digital PWM.
Namun pada pin digital biasa tidak terdapat proses eksekusi lebar modulasi gelombang pulsa data analog potensiometer, sehingga output pin digital biasa tidak dapat membaca data analog di setiap perubahan input potensiometer, namun hanya dapat membaca persentase maksimal dan minimal potensiometer sebagai keluaran output HIGH (pot-max) dan output LOW (pot-min) maka output pin digital biasa hanya bekerja sebagai output logika HIGH dan LOW tanpa adanya pengaturan output besaran tegangan.
4. Analisa penyebab kesalahan atau kendala saat merangkai praktikum percobaan 2?
Jawab :
Pada saat merangkai percobaan 3 yaitu terdapat beberapa kendala seperti kesalahan menghubung potensiometer ke arduino uno dimana kaki tengah potensiometer merupakan tetapan sebagai kaki output potensiometer yang dihubung ke pin analog A0, lalu 2 kaki potensiometer lainnya (kiri-kanan) bebas difungsikan sebagai Vcc dan ground pada arduino uno.
Selanjutnya kesalahan ground dan VCC arduino uno ke papan bread board yaitu seharusnya Vcc arduino dihubungkan ke baris horizontal anoda (+) bread board dan pin GND dihubungkan ke katoda (-) bread board, namun pada percobaan sesaat terbalik dihubungkan dan telah diperbaiki.
Selanjutnya pada program yaitu deklarasi tipe data menggunakan tipe data byte, tetapi tidak masalah, tidak harus tipe data integer, hanya terdapat perbedaan besar kapasitas memori pada masing-masing tipe data.